Saturday, March 11, 2006

Wisdom(study case)

Bermula sejak hebohnya majalah playboy yang akan diedarkan di pasaran.
Sejak itu mulai para pejabat, DPR membentuk panitia khusus membahas tentang sebuah undang-undang anti pornografi dan pornoaksi. Tidak lupa Bung Haji Roma Irama turut bergabung dalam penolakan. Karena sejak isu majalah playboy akan diedar, dia sempat beberapa kali nongol di kaca televisi untuk menolak. Orang salah yang diprotes salah satunya Inul. Anda tentu kenal siapa ia...

Isu sempat melebar. Dan beberapa elemen masyarakat mulai menanggapi akan diberlakukannya RUU APP.

Saya baca di beberapa media baca yaitu Bali Post, ternyata bukan Bali saja yang menolak, Pulau Batam, Papua turut menolak. Dari tiga pulai mulai berkembang. Dan pulau Jawa juga ada yang menolak. Yang lucunya, GusDur menolak, sedangkan NU di Bali mendukung. Sungguh melucukan bukan? Padahal GusDur mantan Ketua NU.

Pernah seorang dosen di bangku perkuliahan berkata "Jangan mengatakan Multikultur jika masih mementingkan golongan atau sukunya ". Karena bicara multikultur berarti kita siap untuk mementingkan dan memerhatikan suku di luar. Artinya bahwa RUU APP memang tidak melihat suku di luar yang masih terbelakang dan tidak diperhatikan. Padahal orang-orang DPR lulusan sarjana, master, malah ada ahli hukum lagi.

Tidak dimungkiri lagi. Bali pulau pariwisata yang diakui dunia. Ngak mungkin nyuruh wisatawan yang lagi menikmati eksotis di pantai untuk mengenakan pakaian. "Mister, pakai bajunya nanti didenda karena ada RUU." apakah pertanyaan itu yang akan dilontarkan ke wisatawan.

Nah dari sini mari kita belajar, bahwa sebelum membuat keputusan perlu sebuah pertimbangan. Karena Papa Jesus mengatakan bahwa lebih bijaksana apabila kita mempertimbangkan segala sesuatu seperti Raja Salomo.

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons